Motivasi akseptor keluarga berencana (kb) pria dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di kota samarinda
DOI:
https://doi.org/10.29264/jiem.v4i1.4335Keywords:
akseptor keluarga berencana pria, kesejahteraan keluargaAbstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi akseptor dalam berpartisipasi dalam program keluarga berencana pria dan untuk mengetahui dampak partisipasi akseptor KB pria terhadap kesejahteraan keluarga. Informan dalam penelitian ini adalah akseptor KB pria kontrasepsi vasektomi pada 2015-2017 di Kota Samarinda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Motivasi akseptor KB pria adalah mengurangi jumlah kelahiran dalam keluarga dan kesadaran akseptor KB pria sendiri .. 2) Dampak dari partisipasi akseptor KB pria adalah bahwa mereka dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasangan mereka karena mereka tidak harus mengambil bagian dalam keluarga berencana dan mendapatkan pendidikan anak-anak yang lebih berkualitas dan mengurangi beban biaya untuk biaya keluarga berencana istriReferences
Ida Bagus Mantra. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Hatmadji, SH. 1981. Fertilitas, Dasar- dasar demografi. Jakarta. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI
Said Rusli. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta
Hartanto, H. 2004. KB dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan
Mustakim, M.Si. 2012. Cakrawala K. Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga. Jakarta: Referensi
Rinawati, Mega – Nina SM. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi, Yogyakarta. Nuha Medika
Asan, A. 2007. Hak Reproduksi sebagai Etika Global dan Implementasinya dalam Pelayanan KB/KR di NTT 2007. BKKBN. NTT. 2007.
Sou,yb J. 1989. Kontrasepsi Mantap dan Hukum Islam, Edisi pertama RIMBOW. Medan.
Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta, Buku Kedokteran EGC
Indira. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Keluarga Miskin. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang
Dwiningrum, S.I.A. (2009). Desentralisasi dan Partisipasi dalam pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.
Sulistiyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Salemba Medika.
Puspitawati, H. (2015). Kajian Akademik Pengertian Kesejahteraan Dan Ketahanan Keluarga. Bogor: IPB Press.
Putri, R.S. (2012). Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Kebijakan Mutu Sekolah di SD Kanisius Kadirojo Kalasan. Yogyakarta: UNY.
Affandi. 2010. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Bina Pustaka
Suharsimi, Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta. PT. Rineka Cipta
Riduwan. 2008. Metode dan Tehnik Penyusunan Tesis, Bandung, Cetakan ke 5, Alfabeta.
Anonim, 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Depdiknas
Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta, Departemen Republik Indonesia
Moleong, L.J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2004). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Satori, D. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Bungin, B. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Depok: Rajawali Press.
BKKBN, 2012, Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, BKKBN
BKKBN, 2005, Keluarga Berencana dan Kesehatan reproduksi, Jakarta, BKKBN
Depdikbud. (2003). Undang-Undang
RI Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (1992). Undang- Undang RI Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
BKKBN Kaltim; Partisipasi pria ber-KB Di Kaltim Masih Rendah. Diakses dalam http://kaltim.bkkbn.go.id/index.php tanggal 22 Februari 2017.
(http://www.antarakaltim.com/berita/31 038/laju-pertumbuhan penduduk- kaltim-38-persentahun). Diakses tanggal 22 Februari 2017
(http://www.antarakaltim.com/berita/30 998/partisipasi-pria-ber-kb-di-kaltim- masih-rendah). Diakses tanggal 22 Februari 2017
(http://m.antarakaltim.com/berita/3700 2/legislator-pelayanan-kb--gratis- dibutuhkan-masyarakat). Diakses tanggal 22 Februari 2017